Informasi Produk

Deskripsi Produk

Manusia adalah makhluk berTuhan yang berarti bahwa sampai kapan pun, dalam kondisi apapun dan di mana pun berada, manusia adalah makhluk yang mengakui adanya Tuhan. Manusia dalam fitrahnya, tidak mungkin tidak mengakui adanya Tuhan. Manusia berTuhan adalah manusia yang diliputi rasa perikemanusiaan, rasa keyakinan dan rasa persaudaraan. Manusia yang tidak berTuhan adalah manusia yang selalu terbawa oleh nafsu-nafsu yang mendorongnya untuk melakukan tindakan destruktif, baik terhadap sesamanya sebagai manusia maupun terhadap alam atau lingkungan sekitarnya. Usaha Membunuh Tuhan adalah judul sekaligus kalimat konotatif untuk menggambarkan keadaan ataupun situasi riil kehidupan manusia dewasa ini yang cenderung destruktif dan tidak menghargai ciptaan Tuhan entah melalui alam semesta yang merupakan hasil lukisan tangan-Nya yang maha agung serta manusia sebagai makhluk mulia yang secitra dengan-Nya. Usaha Membunuh Tuhan adalah sekumpulan cerpen yang berusaha membahasakan realitas kehidupan ke dalam kata. Kumpulan cerpen dalam Usaha Membunuh Tuhan senantiasa menggugah hati dan kesadaran pembaca akan pentingnya menghargai harkat dan martabat manusia serta alam semesta sebagai bentuk penghargaan terhadap kebesaran Tuhan. Merusak martabat manusia dan alam semesta pada hakikatnya adalah upaya membunuh Tuhan. Selain dari pada itu, gambaran tentang keserakahan dan kerakusan manusia juga menjadi bagian dari antologi cerpen ini. Hal ini menyata dalam salah satu kecenderungan manusia yang paling mengemuka yakni ihwal perjudian. Penulis meyakini bahwa mayoritas agama tidaklah menghalalkan perjudian, dengan kata lain judi adalah perbuatan haram. Gambaran lain adalah berkaitan dengan percintaan. Cinta yang dibangun oleh manusia hakikatnya adalah cinta eros. Cinta yang dipenuhi dengan berbagai persyaratan. Tuhan menghendaki agar manusia menumbuhkembangkan cinta AGAPE ‘cinta tak bersyarat’ sebagaimana cinta Maryam (dalam cerpen: Cinta Tak Bersyarat) yang diungkapkannya kepada Tuhan walau ia melalui jalan penderitaan. Antologi cerpen ini akan mengantar pembaca pada ranah permenungan mendalam tentang hakikat kehidupan, teristimewa konteks kehidupan beragama dengan relevansinya dalam aktus hidup nyata.