Harga Rp. 93.000 (Bebas Pajak) DPP Nilai Lain Rp. 0 DPP PPh Rp. 93.000 PPN 12% Rp. 0
Negosiasi harga dapat dilakukan di Keranjang Belanja.SKU | : | GAM SR-01955 |
Tag PPN | : | Buku pelajaran umum, kitab suci, dan buku pelajaran agama dengan harga yang relatif terjangkau masyarakat umum, kitab suci, dan buku pelajaran agama dengan harga yang relatif terjangkau masyarakat |
Status Produk | : | Baru |
Kategori | : | Pengetahuan Dan Keterampilan |
Merk | : | Salsabila |
Buatan Indonesia | : | Ya |
UMKM | : | Tidak |
Panjang | : | 21 cm |
Lebar | : | 14 cm |
Tinggi | : | 2 cm |
Berat | : | 200 gram |
Pembaca Komik dari kalangan muda kalangan sampai tua, semua suka baca komik. Komik selalu menjadi pilihan semua kalangan untuk mengisi waktu kosong. Mungkin, sekarang ini semua lebih banyak membaca manga atau komik Jepang, dan komik-komik dari luar negeri lainnya. Namun sekarang ini, sudah banyak kreator dan komikus Indonesia yang giat membuat karya-karyanya, yang kualitasnya pun nggak kalah apik dibanding komik luar. Komik luar negeri seperti Jepang biasanya selalu memiliki genre petualangan dan fantasi. Tapi apa pernah kamu menemukan komik yang membahas tentang Islam? Seperti komik “Shalahuddin Al-Ayyubi”. Komik islami bercerita tentang Najmuddin Ayyub, Ayah Shalahuddin Al-Ayyubi dan keluarga terusir dari Tikrit. Mereka menjadi pelarian, bergerak sembunyi-sembunyi. Rasa lapar dan sengatan matahari menemani perjalanan mereka. Sekian waktu terlunta-lunta, akhirnya mereka tiba di Mosul. Saat itu Mosul dipimpin oleh Imaduddin Zanki. Mendengar kedatangan Najmuddin Ayyub, Sultan Imaduddin Zanki & anaknya, Nuruddin Zanki menyambut hari kedatangannya. Sultan tak menyangka dapat bertemu kembali dengan lelaki yang pernah menyambung nyawa mereka. Ia pun berjanji untuk membalas jasa Najmuddin Ayyub. Di Mosul, Shalahuddin tumbuh di lingkungan para mujahid Islam dan penghafal Al-Qur'an. Ia dibesarkan di dalam ilmu dan adab Islam yang murni dan tinggi. Nuruddin Zanki mengajarkan ilmu bela diri dan keahlian berpedang, Syaikh Zahir Bakr mengajarkan ilmu agama. Inilah benih yang tertanam pada diri Shalahuddin, hingga mengantarkan dirinya menjadi Sang Pembebas Al Aqsha.