Harga Rp. 40.000 (Bebas Pajak) DPP Nilai Lain Rp. 0 DPP PPh Rp. 40.000 PPN 12% Rp. 0
Negosiasi harga dapat dilakukan di Keranjang Belanja.SKU | : | GAM SR-02566 |
Tag PPN | : | Buku pelajaran umum, kitab suci, dan buku pelajaran agama dengan harga yang relatif terjangkau masyarakat umum, kitab suci, dan buku pelajaran agama dengan harga yang relatif terjangkau masyarakat |
Status Produk | : | Baru |
Kategori | : | Jenjang SD/MI -SMP/MTs - SMA/MA |
Merk | : | Pustaka Imam Asy-Syafi`i |
Buatan Indonesia | : | Ya |
UMKM | : | Tidak |
Panjang | : | 21 cm |
Lebar | : | 15 cm |
Tinggi | : | 2 cm |
Berat | : | 750 gram |
Mengapa umat Islam harus kaya? Jawabannya tentulah bervariasi. Namun, sebagai muslim kita harus mengetahui alasan yang logis dan syar'i sehingga tidak salah mengerti akan urgensi hidup berkecukupan. Jangan sampai persepsi di kalangan orang non-muslim, bahwa semakin sederhana maka semakin bertakwa adalah bagian dari ajaran Islam. Alasan logisnya, kemudahan hidup ialah kesenangan bagi manusia, dan di dunia yang serba modern ini materi tidak mungkin lagi diabaikan sebagai faktor penentunya. Bukankah tidak sedikit muslim yang melakukan tindakan kejahatan karena terjebak kondisi ekonomi? Bahkan demi sesuap nasi beberapa dari mereka rela murtad, berpindah agama? Tidak sedikit pula muslimah yang menggadaikan kehormatannya untuk menyambung hidup. Jadi, dengan memiliki harta yang cukup kita bisa memelihara aqidah. Alasan syar’inya, kekayaan amat dibutuhkan sebagai wasilah atau perantara beramal shalih. Bukankah dengan memiliki banyak harta kita bisa mencukupi keluarga dari berbagai tuntutan kehidupan sehari-hari? Apa mungkin kita bisa melaksanakan rukun Islam kelima, yaitu berhaji, hanya dengan rajin pergi ke masjid dan enggan berusaha mencari materi sebagai bekalnya? Begitu pula zakat, yang bukan zakat fitrah, tidak mungkin bisa ditunaikan kalau tidak memiliki harta berlebih sesuai nishab dan haul-nya. Demikian sekadar refleksi atau ilustrasi pengingat bagi kita bahwa sesungguhnya Rasulullah tidak pernah mengajarkan umatnya hidup bermalas-malasan. Artinya, setiap mukmin dituntut untuk rajin berusaha menggapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Kebahagiaan di dunia umumnya diukur dengan banyaknya harta, sementara itu kebahagiaan di akhir diukur dengan intensitas pahala. Jadi tidaklah benar jika menjadi kaya itu hina, justru mulia. Buku ini sedikit banyak mengulas tentang paradigma negatif yang didapati penulis di kalangan muslimin. Fakta kemiskinan yang kini didominasi mereka pun disinggung. Nasihat demi nasihat, dibarengi dalil-dalil pendukungnya, diuraikan penulis dengan harapan timbul kesadaran dan semangat untuk bangkit menjadi muslim yang kaya raya. Bahasan menarik nan apik dalam buku motivasi bisnis ini antara lain: - Totalitas Abu Bakar ash-Shiddiq - Profesionalisme Umar bin al-Khaththab - Kedermawanan Utsman bin Affan - Kemandirian Abdurrahman bin Auf - Keberanian Zubair bin Awwam - Bisnisku adalah Ibadahku - Bekerja Memenuhi Perintah Allah - Menjemput Rezeki yang Allah Jamin - Kekayaan Hanya Jalan, Bukan Tujuan - Cermat Memanfaatkan Peluang - Tekuni ATM, Hobi, Coba-coba - Buat Perencanaan dan Fokus - Lakukan Evaluasi Secara Berkala - Giatkan Inovasi dan Investasi - Risiko Strategi - Risiko Operasional - Risiko Regulasi - Risiko Keuangan - Risiko Reputasi Semoga bisa mencerahkan dan memberanikan Anda untuk mulai berwirausaha! Informasi Tambahan Tahun Terbit: Cetakan Kedua, Oktober 2022