Harga Rp. 93.000 (Bebas Pajak) DPP Nilai Lain Rp. 0 DPP PPh Rp. 93.000 PPN 12% Rp. 0
Negosiasi harga dapat dilakukan di Keranjang Belanja.SKU | : | GAM SR-03171 |
Tag PPN | : | Buku pelajaran umum, kitab suci, dan buku pelajaran agama dengan harga yang relatif terjangkau masyarakat umum, kitab suci, dan buku pelajaran agama dengan harga yang relatif terjangkau masyarakat |
Status Produk | : | Baru |
Kategori | : | Jenjang SD/MI - SMP/MTs - SMA/MA - SMK/MAK |
Merk | : | Gramedia Pustaka Utama |
Buatan Indonesia | : | Ya |
UMKM | : | Tidak |
Panjang | : | 20 cm |
Lebar | : | 14 cm |
Tinggi | : | 2 cm |
Berat | : | 170 gram |
Berlatar di Boston Puritan abad ke-17, selama tahun 1642 hingga 1649, novel “Aksara Duka (The Scarlet Letter)” menceritakan kisah Hester Prynne, seorang wanita yang mengandung anak hasil perselingkuhan dan tidak akan mengungkapkan identitas kekasihnya. Huruf merah A (berarti perzinahan) yang harus ia kenakan di pakaiannya, bersama dengan berbagai tudingan yang ia terima, adalah hukuman atas dosanya dan kebungkamannya. Ia bergumul untuk menciptakan kehidupan baru dan martabat. Sepanjang cerita, Hawthorne mengeksplorasi tema legalisme, dosa, dan rasa bersalah. Jika pembaca merupakan penggemar atau sedang mencari novel-novel klasik, maka “Aksara Duka (The Scarlet Letter)” karangan Nathaniel Hawthorne ini sangat direkomendasikan. Sinopsis Buku Kisah tragis memalukan yang menimpa seorang wanita dan perlakuan kejam kaum Puritan di sekitarnya terhadap dirinya. Selama dua tahun Hester Pryne, seorang penduduk New England, menanti suaminya, seorang Inggris terpelajar. Sang suami datang dan menemukan istrinya di panggung hukuman dengan bayi mungil dalam gendongannya. Sebagai hukuman atas tuduhan perzinahan—adultery-terhadapnya, Hester harus mengenakan aksara “A” berwarna merah manyala yang tersulam di dadanya, serta diasingkan dan dicemooh oleh orang-orang di sekitarnya. Dengan tetap merahasiakan identitas suaminya dan kekasihnya, perlahan-lahan Hester merebut rasa hormat masyarakat karena perbuatan baiknya. Kekuatannya sendiri serta kepengecutan laki-laki yang menyebabkan ia harus menanggung kesalahan dan malu seorang diri sungguh sangat kontras dan berujung pada akhir yang dramatis dan mengerikan.