Harga Rp. 50.000 - Rp. 125.000 (Bebas Pajak) DPP Nilai Lain Rp. 0 DPP PPh Rp. 50.000 - Rp. 125.000 PPN 12% Rp. 0
Negosiasi harga dapat dilakukan di Keranjang Belanja.SKU | : | BPM-00042 |
Tag PPN | : | Buku pelajaran umum, kitab suci, dan buku pelajaran agama dengan harga yang relatif terjangkau masyarakat umum, kitab suci, dan buku pelajaran agama dengan harga yang relatif terjangkau masyarakat |
Status Produk | : | Segel |
Kategori | : | Jenjang SMA/MA |
Merk | : | Avela |
Buatan Indonesia | : | Ya |
UMKM | : | Ya |
Panjang | : | 0 cm |
Lebar | : | 0 cm |
Tinggi | : | 0 cm |
Berat | : | 100 gram |
Di tengah gegap gempita modernitas yang kerap meminggirkan kearifan lokal, masyarakat Bilalang menyimpan warisan tua yang nyaris punah: Motayok. Lebih dari sekadar pengobatan alternatif, Motayok adalah jembatan purba antara manusia, alam, dan roh leluhur—sebuah ritual purifikasi yang merawat keakraban dan menata harmoni semesta. Akan tetapi, dengan tafsir yang sering bertentangan, mitos mulai dicemooh sebagai warisan usang. Di Bolaang Mongondow, sebagian masyarakat menafsir budaya seperti wasiat mati, dan memandang Motayok sebagai hal yang bertentangan dengan ajaran agama atau nalar modern.
Di sinilah buku ini bergerak: memulihkan, menjembatani, serta menyelami kembali Motayok lewat pandangan neurosains dan pemikiran Karen Armstrong tentang mitos dan logos. Dengan menyandingkan cara pikir otak kanan yang puitis dan intuitif dengan otak kiri yang rasional dan logis, Rivo Ronaldo Ingkiriwang mengajak pembaca menimbang ulang apa arti ‘sembuh’, ‘sakit’, dan ‘terhubung’. Mengapa orang Mongondow percaya bahwa roh leluhur juga ikut menjaga keseimbangan hidup? Mengapa ketika Motayok ditinggalkan, yang terputus bukan hanya ritus, tetapi juga relasi spiritual manusia dengan tanah, tumbuhan, dan langit?
Buku ini bukan sekadar pembelaan terhadap budaya yang terpinggirkan. Ia adalah meditasi panjang tentang bagaimana manusia modern—dalam gegasnya mengejar rasionalitas—berpotensi kehilangan sesuatu yang paling mendasar: makna.